Tuesday, May 1, 2007

dawai hati


kringgg..., kriiinggg, satu dua kali tidak dihiraukan bunyi telpon yang berdering di sudut kiri meja kerjanya, ia berjalan hilir mudik seperti menyimpan beban berat dalam pikiranya, dan keceriaan dalam wajahnya hilang, garis kekecewaan yang mendasar terlihat jelas , ketika ia melihat bingkai foto di hadapannya, terlihat wajah wanita cantik dengan senyum lugunya , di atas mejanya diantara sebuah monitor dan tumpukan kertas yang berserakan. “
“rob jadi nggak kita pergi .-
tanya mila ???
kemana “ robi balik tanya ???”
kemarinkan lho janji mau ajak gue ketoko buku jadi nggak ??? saut mila sekaligus tersadarkan dari keterawangan pikirannya .
-------------
sesudah perselisihan yang terjadi antara robi dan si anggi ,robi memilih untuk lebih banyak berdiam diri, dan cenderung menyibukan diri dengan kerjaannnya, tetapi dalam benaknya yang dalam ia tetap mencintai gadis itu. bayangan wajah , senyuman selalu meghatuinya. Anngi adalah seorang mahasiswi semester III di salah satu universitas swasta di kota bandung, dengan tubuh yang sintal , wajah rada – rada oiriental , salah bila si robi tidak tertarik pada si anggi. Tapi bukan itu semua yang menbuat robi jatuh hati padanya, ada sesuatu yang lain dalam diri anggi yang robi kagumi.
Latar belakang pandangan hidup yang berbeda dari awal mereka menjalin hubungan perbedaan itu memang sudah menjadi percikan percikan perslisihan kecil yang selalu menjadi bumbu pahit hubungan mereka , puncaknya pada saat mereka berdua berekreasi disuatu tempat, saat sailng melepaskan rindu, ponselnya berbunyi, sms yang ngak jelas menghentikan kemesraaan mereka dan digantikan oleh perdebatan, satu sama lain mengeluarkan kekesalannya dan suasana berubah menjadi kebekuan.
-------------------
Ya udah mill kita berangkat sore ini !!!!!!!!! emang lho mau cari buku apa ???????
---- mila hanya membalas dengan anggukan saja, ooh enggak sich gue pingin liat – liat aja dulu aja n’tar kalau ada buku yang menarik baru gue beli, ambil “cuci mata” gitu
aah ellhoo ki kaya yang nggak tau aja !!!!!!. makanya jangan mikirin si anggi aja deh
emang ada apa ?? Elhoo amma si lagi berantem yaa ??” allahh lhoo mill pingin tau ajaa “ biasa dia kan slalu gitu, tau – tau ngambek ngak jelas, timpal robi, sembari, memantapkan ajakan willa untuk pergi.
------------------
“ Milla ‘ perempuan yang dekat dengan robi alias sobat kentalnya, apabila ada sesuatu , atau persoalan “,ia paling demen curhat sama dia. Tapi untuk peristiwa yang baru terjadi akhir- akhir ini robi belum berani menceritakan, mungkin mencoba melebur permasalahannya saat ini dalam benaknya saja.
waktu menunjukan pukul 16.00 kesibukan hari ini, menjadikan waktu mengalir dengan cepat , sang surya mulai menenggelamkan kepankuan sang malam. berbagai macam kesibukan telah mereka lalui, dengan semangat dan penuh dengan optimisme.. Mereka berdua lalu melanjutkan rencananya. ( pergi ketoko buku )


“ kita pakai angkot atau motor mill ??? “ tanya robi menawar kan alat transport yang akan mereka gunakan ,” gue di bonceng ajalah sama ellhoo aja” Rob, lagian pake motorkan lebih cepat, sore ginikan bubaran orang – orang pulang kantor biasanya jalanan agak – agak macet, ogah gue bermacet – macet ria di dalem angkot , lagian biar kita nggak kemaleman pulang kerumah Rob” sambut milla dengan semangat”, oke oke kita berangkat mill lhoo ngaak malu kan gue bonceng pake motor bututku ini !!!!!” alllaah siapa takut ayoo kita Cabuut Rob “.

-------------------
Selama perjalan mereka asyik dengan penglihatan suasana riuh dan keramaian yaanng sepajang jalan yang mereka lalui.
sesampai di toko buku¹, mereka berjalan dengan keceriaan dan harapan akan mendapatkan sesuatu yang mereka cari baru beberapa langkah setelah riki memarkirkan motornya, padangan mereka tertuju pada kerumunan orang ‘tertib dan sangat menarik perhatian.

-------------------
‘’ Ki , ada apaan tuch, kaya ya seru dech kita liat dulu ya, oke “mill, gue juga penasaran liat apa sich mereka itu ?????, ohh yaa gue baru ngeh wid kan setiap disinikan paling sering nga dain acara, kalau ngak salah sepekan sekali pasti ada, ya kebetulan banget, tapi ngak biasanya mereka ngadain acara pada hari ini, senin kan hari ini, Mill” tanya si Robi???” knapa gitu rik “ jawab Milla “ seiingatku Mill kalau pihak toko buku mengadakan acara tidak pada hari senin, biasanya kalau tidak hari selasa sore “ yaa” jumat malam, oooh gitu ya Rob !!!! mungkin hari ini memang special buat penyambutan kedatangan kita Rob, he.he”, astagaaaa gr banget lhoo sih Mill” ayoo cepat mill kita liat dulu, satu pertunjukan ajaa, biar ilang penasaran gue “ riki dengan antusias, “ sebelum kita masuk ketoko buku, sabar dikin doonk, gue benerin rambutku dulu, rada kusut nich gara gara helm lhooo.!!!!!!!!!
----------------
Ketika itu juga mereka langsung bebaur karena jarak parkir dan tempat acaranya tidak begitu jauh dalam kerumunan, tanpa pilih pilih mereka langsung menyambar tempat yang masih kosong dalam kerumunan orang , tampak memang padat tetapi dalam kerumunan tersebut masih banyak tempat duduk yang masih kosong beruntung meraka mendapatkan tempat duduk agak depan sehingga mereka tampak sentral melihat kearah tempat pertunjukan langsung, tanpa terhalangi, oleh penonton yang lain.
setiap satu pekan memang toko buku itu selalu mengadakan acara, kebetulan saat ini pemilik toko buku tersebut mengadakan acara, pembacaan puisi dan pengenalan penyair – penyair baru, pendek kata ajang adu nyali bakat terpendam para penyair muda ceritanya. pas pada saat itu juga munculah seorang pemuda berperawakan agak kurus, rambut kumal, membawa secarik kertas tampil di depan tempat pertunjukan,maklum tempat pertunjukannya si set, secara minimalis, karena memang para penyairnya kadang
mereka menata tempat pertunjukan nya sesuai dengan keinginan masing masing, jadi memang pihak penyelenggaran menyediakan tempatnya seadanya..
dan pemuda tadi mulai membacakan syair, dengan penuh ekpresi dari karya seorang penyair yang keberadaannya mungkin ada dinegeri antah brantah. ( kadang para seniman selalu tak jelas keberadaan, tetapi selalu mengejutkan kehadiraannya) yang berjudul :


“ kita sedang di uji “²

Istri ku jangan engkau cerita lagi tentang duka
sebab aku sudah paham benar
Bukankah setiap langkah kita
adalah duka dan pengorbanan
lipat saja pada halaman sebuah buku
kita dijadikan sejarah masa silam

mungkin kau sudah letih
meniti hari hari yang tak pasti
mengarak langkah bayang bayang masa
berjibaku dalam pergulatan waktu
sedang jalan dihadapan kita biru dan berdebu

istri ku ini bukan hukuman tetapi sedang diuji
tentang kesabaran
tentang ketakutan
tentang keterbatasan
tentang kepasrahan

Aku mengerti rasa takut yang tersirat pada lusuh wajahmu
saat kau saksikan tayangan sebuah berita
berpuluh puluh anak mati terbunuh ditangan ibu bapaknya
atau berjuta juta orang lemas terkulai
lantaran keringat, darah, dan air mata mereka, habis terkuras
diperas biokrat penghianat negeri ini
Tegas waktu itu kau katakana”itu perbuatan biadab, keji, memuakan”
itu benar aku pun setuju.

Istriku kulihat matahari diatas sana
sinarnya memancarkan warna keperakan
disana tersimpan angan angan, harapan dan masa depan
wartakan berita ini kepada anak anak kita
bahwa ini bukan ilusi tetapi kepastian sedang menanti.



---------------
Dassyyaat Banget yaa mill “ syairnya keren, dan penyair itu bisa menyatukan antara syair dan gerakan tubuhnya, jadi nggak monoton, ia , ia ya rob “ ayoo “ rob “kita liat liat buku keburu malem nich” balas Milla, oke dehhh, aku udah bener- bener udah puas kook “mill walaupun liat satu pertunjukan, kaya barusan sich oke bangeet.



----------------

Waktu mulai larut keadaan sekitar toko buku riuh banyak diantara mereka berdatangan semberi berbelanja buku, memang panitia telah gembar gembor kegiatannya satu bulan sebelum acara pementasan tersebut, melalui leaflet, poster – poster dan media radio, banyaknya nya yang datang dari berbagai kalangan, apalagi para pencita puisi.
Setelah semua sudah mereka kitari seluruh rak dan ruangan toko buku ` mereka melanjutkan kembali perjalannya. Rumah mereka berdua berlainan arah,dan mereka berpisah di depan parkirpelataran toko buku tersebut.

-----------
“Rob, sampe beok ya’ Milla berpamitan sambil melambaikan tangan, perpisahan, okk mill “ jawab robi , sampai besok juga.
----------

Jarak antara rumah ke tempat ia bekerja begitu jauh, salah satu objek hiburan bagi Robi untuk menghilangkan kepenatan selama seharian ia bekerja, pemandangan sepanjang jalan menuju rumahnya sangat ia mikmati, barbagai aktivitas manusia dan lalu lalang kendaraaan menyemarakan kesehariaan jalan jalan yang ia lalui.dalam perjalan pulang Robi teringat kembali pada si Anggi, wajah, senyumanya, rasa rindunya tak terbendung, dia berguman dalam hati sebait sebuah lagu dari kelompok musik dewa,”kuakui bahwa ku telah larut larut kedalam, kamu yang kucintai, mungkin kalau hari itu tidak ada pertengkaran, aku masih disisi Anggi. Sesampai dirumah lalu ia merebahkan lelahnya diatas empuknya tempat tidur untuk mengumpulkan energi kembali agar esok hari siap menyongsong petualangan hidup yang lainnyai.

----------- 000 --------------


1 syair ditulis oleh P’ deddy Effendi.


sigit ( FS ) 20 sept 2006



Pintu hati.
Slalu aku ingatkan orang “miskin” tuh jangan sakit, harus hemat dan jaga kondisi celoteh ricki “ mens sana in corpore sano” gitu lhooo, pepatah dalam bahasa latin kuno dan resep kebahagiaan !!!! allllaah kaya yang udah pengalaman aja “ saut ibu m sewoot” kalau kurang ngerti aku jelas artinya sekalian ‘’ sambil bergaya ala pemikir’ nih dengerin artinya “ jiwa yang sehat didalam tubuh yang sehat “ sambil berlalu, satu didi temanku yang lain menyodorkan artikel dari sebuah majalah lokalan tepat dihalaman depan tulisan dari redaktur penuturan seorang ibu “suatu sore ( menjelang malam ) anak saya berobat ke poliklinik. Namun karena ia tidak membawa uang ia tidak bisa mendapatkan obat yang ia butuhkan. Padahal jika obat yang itu tidak didapatkan pada saat itu, maka pengobatan yang sudah berjalan sekian lama harus diulang kembali dari awal. Saya sangat sedih, sakit bercampur panik ketika mendengar berita itu. Padahal petugas tahu bahwa itu anak saya (tempat dimana saya bekerja). Saya tidak menuntut pelayanan yang berlebihan, tetapi apakah tidak ada rasa belas kasih untuk seorang yang sakit, jika berobat belum membawa uang ????” sangat dilematis pikirku, antara nurani dan birokrasi dipertaruhkan, kulipat kembali majalah tersebut seperti semula dan kuberikan kembali kepada temanku, gimana joo, tanya didi yang berada di sebelahku, apa yang “gimana “????, itu tu artikel yang kamu baca barusan. ooohhh itu jawabku, kadang tak habis pikir dan hilang kata-kata ketika kita disodorkan pada persoalan terlihat dihadapan kita, pura – pura tak mendengar, terdengar juga, pura-pura tak melihat tapi jelas terlihat, akhirnya artikel tadi menjadikan wacana yang menarik , satu sama lain memiliki argumen tersendiri, rasa empati mereka terlihat jelas dari ekspresi cara pengungkapan “ibu w : bayangkan yang bila kita berada diposisi yang menjadi ibu atau kita yang menjadi anak dari ibu itu ???? tidakkah ada rasa iba atau setidaknya ia kan mengetahui bahwa si anak ibunya kan salah satu pegawai dari perusahaan tersebut , apalagi bila ia sering berobat ke poliklinik itu ??? suasana kebekuan mencair oleh sayup sayup musik, yang terdengar kalau nggak salah lagunya broeri nich,gumanku. percakapan terhenti karena kami melanjutkan aktivitas yang menjadi rutinitas keseharian. dan terbius dalam suasana kerja kembali. Jelajah jawaban yang kadang tak pernah terjawab, nurani, birokrasi, yang kadang membuat muak apabila rasa kemanusiaan terkalahkan oleh aturan -aturan yang kadang tidak masuk diakal menurutku. Ada naluri yang menyebabkan kebanyakan tidak rela mengorbankan diri untuk pengambil keputusan dikarenakan oleh tekanan aturan , kepentingan pribadi. dan bukan sebuah jaminan seseorang yang pendidikannya tinggi akan menjadi orang baik dan rendah hati . Sudah menjadi kebiasaan antara jam 11.00 – 13.00 kami bergiliran untuk makan siang, terasa mejadi hari yang panjang memang, waktu lambat laun mengalir , satu demi berpamitan untuk pulang teman kami. Sebagai mana manusia adalah makluk sosial tidak bisa lepas dari pencarian pengalaman dari hari-hari yang telah dilaluinya, semakin badai hidup mengoncang, semakin matang kita mengahadapi badai kehidupan dikemudian hari. Dari celotehan si ricki ada betulnya juga, pepatah kusam yang mungkin sudah dilupakan orang ada pesan yang dalam terkandung didalamnya, semua pasti sepakat lebih baik menjaga dari pada mengobati, karena kesehatan itu memang mahal harganya.

28agust2006
( impro+ sept 06 )